Siapa yang tak
kenal dengan Sejarah. Walaupun tak kenal ataupun tak pernah tau, pasti setiap
orang punya masa lalu. Entah pernah punya pacar, pernah ngompol waktu bayi
ataupun pernah salto saat bertepatan kamu dilahirkan lewat rahim sang Ibu.
Namanya juga
Sejarah, walaupun kita pelajari dari SD sampai kita lulus kuliah ataupun kerja
gak bakalan menyentuh sampai kata “Khatam”.
Sampai sekarang
pun, di era girlband yang jumlahnya ampe kek rombongan haji sampai kata “GALAU”
udeh mulai surut dari kata trend, masih saja Sejarah dibahas mulu dan dijadikan
mata pelajaran di sekolah.
Menurut gue, Sejarah
itu asyik buat dipelajari apalagi buat bahan cerita sebelum tidur. Selain itu,
Sejarah bisa memunculkan misteri, seperti: kenapa Diponegoro bisa ketangkep?,
kenapa Diponegoro senjatanya pake keris? Dan siapa nama kuda-nya Diponegoro?.
Jika sejarah
memunculkan beberapa misteri yang penting kita pikirkan dan ketahui, Sejarah
pun membuat otak gue menjadi memikirkan hal-hal yang bersifat gak penting juga.
Dan kali ini misteri tersebut mempertanyakan:
“Gimana jadinya
kalau zaman-zaman tertentu dulu sudah ada Social Media?”
Agak lama gue
memikirkan jawaban dari pertanyaan tersebut, saking lamanya, sampe-sampe tubuh
gue mulai dikerubungi rayap.
Sampai akhirnya
gue menemukan jawaban kayak gini.
Zaman Pra-Sejarah
Banyak
orang-orang kebingungan dengan zaman ini, mulai kapan terjadinya, siapa
tokohnya, dan apa peniggalannya.
Yaps, Zaman ini
terjadi dulu-dulu banget, Zaman ini
terdengar sangat populer berkat Teori Evolusi Darwin.
Tokohnya tak jauh dari kita, justru malah satu spesies sama kita yaitu Manusia
Purba. Peninggalannya seperti: Menhir, Dolmen, Punden Berundak dll.
a)
di Zaman
ini, Manusia purba melakukan aktivitas dengan secara alamiah dan otodidak.
Mereka mempertahankan hidup dari seleksi Alam dengan hidup berkelompok. Mereka
mencari makan dengan berburu dan meramu sebagai
sekalian mengisi waktu luang.
b)
di Zaman
ini, Manusia Purba mulai mengenal peradaban mengenai kepercayaan. Kepercayaan
yang mereka anut adalah Animisme dan
Dinamisme. Dari itulah mereka membuat benda-benda untuk pemujaan seperti Menhir,
Dolmen dll.
SEMUA ITU AKAN BERBEDA TOTAL, jika Social Media sudah ada di Zaman itu.
Menjadi:
a)
Mereka mempertahankan
hidupnya, kebanyakan mengisi waktunya dengan ngetweet dan stalking. Dengan
kegiatan ngetweet dan stalking, mereka bisa sering
berkunjung ke goa kelompok satu ke goa kelompok lain yang lagi ngadain acara
makan besar dan berharap untuk bergabung dalam acara tersebut.
Kalo emang mereka benar-benar pengen makan tapi
segan datang ke acara kelompok lain, mereka pun harus berburu dan menunggu jebakan sambil bermalas-malasan sibuk naik-turunin
scroll timeline.
b)
Mereka
nggak bakalan menganut kepercayaan Animisme dan Dinamisme, justru malah memuja
dan berdoa kepada Admin Twitter.
Zaman Penjelajahan Samudera
Banyak yang
belum tau kapan dan asal-usul zaman ini terjadi. Zaman ini mulai terjadi pada
akhir abad 15. Faktor pendorongnya seperti 3G (Gold, Gospel, Glory),
perkembangan IPTEK dan Jatuhnya Konstantinopel ke tangan bangsa Turki. Maka
dari faktor tersebut yang menyulut para pelopor penjelajahan berlomba-lomba
mencari tanah jajahan untuk mendapatkan yang diinginkan.
Sebelum nyampe
di tanah jajahannya, Para penjelajah samudera pasti pernah yang mengalami
seperti kebingungan menentukan arah tujuan, kapal rusak akibat ombak dahsyat
ataupun badai dan pernah nyasar di pulau gak berpenghuni. Coba kalo udah ada
social media, pasti para penjelajah gak akan mengalami situasi seperti itu,
karena para penjelajah udah punya akun Twitter dan kebetulan udah follow
admin-admin, seperti: @Lautan_update,
@infoBMKG, dll
Selain itu, kalo
pun di zaman itu udah ada social media. Para Pelopor Penjelajahan Samudera
seperti: Vasco Da Gama, Columbus, sampai Ferdinand Magelhaens tidak akan bosan
menulis kisah perjalanan di buku diary-nya yang covernya udah berbau garam
laut, karena situs Blogger menggantikan peran buku diary-nya. Dari situlah mereka
menulis kisah perjalanannya dan menulis curhatan-curhatannya mengenai cemohan
para haters di Twitter-nya yang kebetulan adalah penduduk di pulau yang
disinggahinya, dan dipastikan Kisah perjalanannya akan diterbitkan buku
Ensiklopedia yang Lengkap oleh pengikut setia Blog-nya.
Zaman Wali Songo
Dari dulu sampe
sekarang anak sekolahan pasti tau betapa susahnya Wali Songo nyebarin agama
melalui dakwah-dakwahnya. Selain banyak yang gak suka dengan kehadiran mereka,
mereka harus berpindah dari satu wilayah ke wilayah lain dan terlebih dahulu
melakukan dakwahnya serta menolong penduduk di wilayah tersebut dengan Karomah-nya.
Tapi semua itu
akan lenyap kalau zaman dulu udah ada social media, Wali Songo gak akan lagi
kesusahan buat menyebarkan agama. Pasti mereka akan lebih memilih memasang
pamflet dan mengumumkan secara serentak lewat Akun-akun Pribadi Twitter mereka,
seperti :
“Datang dan
hadirilah dakwah kami di kota-kota anda! Gratis! Free snack+sertifikat! More
Info: +6285640686603”
Zaman Kerajaan
Waktu dulu
Indonesia pas lagi zaman-zamannya banyak berdiri kerajaan-kerajaan, mereka
paling doyan banget perang antar kerajaan. Masalahnya gak jauh dari kekuasaan
dan gara-gara diadu domba. Banyak banget hal-hal yang dikorbankan sama tiap
kerajaan, antara lain biaya perang, perlengkapan perang, dan tentunya.. nyawa.
Coba kalau zaman
dulu udah ada social media, gak akan ada itu yang namanya kerajaan habis uang
lah, prajurit banyak yang tewas lah, tempat-tempat di kerajaan banyak yang
rusak lah. Palingan juga abis quota internet gara-gara Twitwar doang.
Kerajaan 1:
“Halah, paling males sama kerajaan yang bisanya cuma ngambil hak
kerajaan lain doang! #nomention”
Kerajaan 2:
“Beraninya no mention, AH CUPU! Mention kalee kalo berani. Emangnya gue
gak tau kalo tweet lo buat kerajaan gue!”
Kerajaan 1: “Ahelaaaah, unfollow juga nih!”
Kerajaan 2: “Lah, kita aja belum follow-followan!”
Zaman Perang Gerilya
Menurut gue
social media emang bisa membawa pengaruh yang cukup besar untuk perilaku orang
yang menggunakannya. Coba bayangin kalau dulu pahlawan-pahlawan bergerilya tapi
udah ada socal media, apa jadinya.
*Lagi sembunyi
di Hutan*
Letnan :
“Lapor Jendral! Prajurit sudah siap untuk menyerang tentara sekutu!”
Jendral : “Oke siap laksanakan! Tunggu aba-aba saya
selanjutnya!
Letnan :
“Siap Jendral!”
(Beberapa menit
kemudian)
Jendral :
“Letnan! Ayo kita serang dia!”
Letnan :
“Siap Jendral!”
Jendral : “Eh
tapi sebentar dulu Letnan!”
Letnan :
“Siap Jendral! Ada apa Jendral?”
Jendral :
“Sebentar Letnan! Saya belum check-in location!”
........Pada
akhirnya mereka pun ketangkep.
Mungkin sejak
saat itu perang gerilya gak akan pernah tercantum di buku-buku Sejarah anak
sekolahan.
Zaman R.A Kartini
Mungkin banyak
yang belum tau asal-usul dari buku Habis Gelap Terbitlah Terang dari R.A
Kartini itu kayak gimana. Singkatnya, buku itu berisi curhatan-curhatan Kartini
untuk menyemangati kaum perempuan di Indonesia demi mewujudkan kedudukan yang
sederajat antara wanita dengan pria. Dan curhat yang awalnya berbentuk
surat-suratan itu ditujukan ke J.H Abendanon yang kemudian dibukukan juga oleh
beliau.
Bisa dibayangin,
kalau dulu udah ada Blog, ibu Kartini sudah dipastikan akan menuliskan
curhatan-curhatannya tersebut ke dalam situs Blogger. Dari situ dia akan
terkenal, Followers dia banyak, Buku dia akan best seller di berbagai toko buku
pedesaan, dan tentunya tawaran-tawaran talkshow dari berbagai kota pun akan
banyak yang berdatangan.
Dia wafat dalam
keadaan tersenyum...
Zaman Soekarno
Siapa yang gak
tau sama bapak proklamator dan presiden pertama Indonesia. Beliau sangat tenar,
bahkan ketenarannya dia pun dikenal sampai ke berbagai penjuru dunia. Beliau sangat dikenal dengan seruannya yang
berbunyi, “BERIKAN AKU 10 PEMUDA! NISCAYA AKAN KUGUNCANGKAN DUNIA!” tapi
sayangnya nyari pemuda di zaman dulu itu susah, dan juga beliau pasti sibuk
banget sama urusan-urusan negaranya. Coba kalo zaman Soekarno udah ada social
media, pasti beliau akan ngetweet :
“Dicari
10 pemuda cinta tanah air, setia, dan berpenampilan menarik! Tolong bantu RT!”
.............Dan Akhirnya, terjawab sudah misteri pertanyaan tersebut. Jika ada yang tidak sependapat dan benci dengan saya, saya harap anda bisa bunuh saya pake RPG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar